Senin, 14 Desember 2015

Pemanfaatan Sampah Sebagai Sumber Energi Listrik

MAKALAH
BAHASA INDONESIA KEILMUAN
“Pemanfaatan Sampah Sebagai Sumber Energi Listrik”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan
Dibimbing Oleh Bapak Teguh Tri Wahyudi






Disusun oleh :
Syaiful Ulum
140534603100




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
DESEMBER 2015




PENDAHULUAN
Sampah masih menjadi permasalahan yang besar dalam kehidupan masyarakat di dunia, khususnya di Negara kita Indonesia ini. Sampah menjadi salah satu permasalahan yang menjadi perhatian khusus di Indonesia. Sebagai contoh yang diambil berdasarkan survei bulan Juli2013, bahwa1.200 – 1.300 ton sampah terus bertambah di Bandung setiap harinya. Sedangkan rata – rata sampah yang bertambah di beberapa kota – kota besar di Indonesia setiap harinya mencapai angka sekitar700 ton per hari.
Keterbatasan lokasi penampungan sampah pun turut menjadi salah satu kendala dalam menanggulangi banyaknya sampah yang mayoritas berasal dari kota – kota besar. Masih banyak lagi penyebab sampah yang kian menumpuk di Indonesia, diantaranya yaitu kurangnya kesadaran pada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya,dan perhatian pemerintah yang masih minim terhadap penumpukan sampah yang besar di Indonesia.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Sampah dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu berdasarkan sumbernya, berdasarkan sifatnya dan berdasarkan bentuknya. Berdasarkan sumbernya sampah dibedakan menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan limbah radioaktif. Menurut sifatnya sampah dapat dibagi sebagai sampah organik - dapat diurai (degradable), sampah anorganik - tidak terurai (undegradable). Dan berdasarkan bentuknya sampah dibagi menjadi sampah padat dan sampah cair.
Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga, seperti PLTU, PLTN, PLTA, PLTS, dan lain-lain.
Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni mesin berputar yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bemanfaat dalam suatu pembangkit listrik. Contoh pembangkit tenaga listrik yaitu pembangkit listrik tenaga panas. Di dalam pembangkit listrik tenaga panas, daya mekanik dihasilkan oleh mesin panas yang mengubah energi panas, seringkali dari pembakaran bahan bakar, menjadi energi putar. Sebagian besar pembangkit listrik panas menghasilkan uap, dan oleh karenanya ia sering juga disebut pembangkit listrik tenaga uap. Tidak semua energi panas dapat dialihbentukkan menjadi energi listrik, menurut hukum kedua termodinamika. Sehingga, selalu terdapat panas terbuang ke lingkungan. Jika buangan panas ini dimanfaatkan, untuk proses industri atau pemanasan distrik, maka pembangkit listrik biasa disebut sebagai pembangkit listrik kogenerasi atau pembangkit listrik kombinasi. Di negara-negara di mana pemanasan distrik menjadi hal biasa, terdapat pembangkit panas yang disebut pembangkit didih panas saja. Suatu jenis pembangkit listrik yang penting di Timur Tengah menggunakan produk sampingan panas untuk desalinasi air laut menjadi air minum.


















a.       Sampah – sampah akan diturunkan kadar airnya dengan cara ditiriskan di dalambunker (ruangan hampa udara) selama 5 hari.
b.      Setelah kadar air tersisa 45%, sampah akan dimasukan ke dalam tungku pembakaran, kemudian dibakar pada suhu 8500C- 9000C, pembakaran yang menghasilkan panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air di dalam boiler menjadi uap.
c.       Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar.Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator juga akan berputar.
d.      Generator yang berputar akan mengahsilkan tenaga listrik yang akan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Uap yang melewati turbin akan kehilangan panas dan disalurkan ke boiler lagi untuk dipanaskan, demikian seterusnya.
Kendala dalam pembuatan atau pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ini adalah adanya protes dari masyarakat sekitar terhadap PLTSa, contohnya PLTSa di Gedebage mendapatkan banyak protes dari warga terutama penghuni Perumahan Griya Cempaka Arum Gedebage yang letaknya tak jauh dari lokasi PLTSa. 100% warga GCA menolak PLTSa. Penolakan mereka didukung para ahli lingkungan, termasuk Walhi Jabar karena polusi yang diakibatkan oleh PLTSa tersebut.
Ada dampak positif dan negatif yang disebabkan oleh pemanfaatan sampah sebagai sumber energi listrik yaitu sebagai berikut.
a.       Dengan adanya PLTSa ini, sampah – sampah yang menumpuk di mana – mana dapat berkurang.
b.      Sampah dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif.
c.       Sebagai pencegahan bencana banjir yang disebabkan oleh sampah.
d.      Sebagai penghematan energi yang tidak dapat diperbarui.
e.       Menambah lapangan pekerjaan.

a.       Pencemaran suara akibat bisingnya aktivitas PLTSa dalam memproses sampah untuk dijadikan energi listrik.
b.      Polusi udara akibat asap tebal maupun bau yang tidak sedap akibat pembakaran sampah yang akan dijadikan energi listrik.
c.       Adanya zat berbahaya (zat dioksin) yang apabila meledak dapat menghancurkan suatu kota yang kemudian mengakibatkan kota tersebut menjadi kota mati.



















            Sampah yang selama ini menjadi permasalahan besar di negara Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan untuk meminimalisir tumpukan sampah raksasa, diantaranya adalah daur ulang sampah anorganik dan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk, biogas, dsb. Namun cara – cara tersebut hanya dapat membantu mengurangi sebagian kecil tumpukan – tumpukan sampah yang ada. Dewasa ini, ditemukan sebuah inovasi baru dalam memanfaatkan sampah, yaitu dengan cara mengubahnya menjadi energi listrik. Cara ini sangat membantu dalam mengurangi tumpukan – tumpukan sampah raksasa di Indonesia, karena diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Meskipun begitu menguntungkan, tetap saja ada dampak negatif yang diakibatkan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) ini seperti yang telah dibahas di bab pembahasan.

SARAN
            Seperti yang telah dilakukan negara Singapura dalam menanggulangi pencemaran udara yang dapat menyebar ke pemukiman warga ataupun perkotaan, PLTSa ini seharusnya dibangun menghadap ke laut, jauh dari pemukiman warga, perkotaan, ataupun bangunan – bangunan penting seperti pelabuhan, kantor badan pengamat tsunami yang berada di dekat laut, dsb. PLTSa yang dibangun juga harus memiliki cerobong asap minimal setinggi 70m menghadap ke laut dan dipastikan tidak mengganggu atau mencemari pulau atau wilayah negara lain yang berseberangan dengan laut yang dibangun PLTSa tsb. Sedangkan PLTSa Gedebage dibangun menghadap pemukiman warga dan hanya memiliki cerobong asap setinggi 35m. Itulah mengapa PLTSa Gedebage diprotes oleh warga setempat dan pemerintah setempat karena berbagai resiko atau dampak negatif yang diakibatkannya.





DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar