MAKALAH
BAHASA
INDONESIA KEILMUAN
“Pemanfaatan
Sampah Sebagai Sumber Energi Listrik”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan
Dibimbing Oleh Bapak Teguh Tri
Wahyudi
Disusun
oleh :
Syaiful
Ulum
140534603100
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
DESEMBER
2015
PENDAHULUAN
Sampah masih menjadi permasalahan yang
besar dalam kehidupan masyarakat di dunia, khususnya di Negara kita Indonesia
ini. Sampah menjadi salah satu permasalahan yang menjadi perhatian khusus di
Indonesia. Sebagai contoh yang diambil berdasarkan survei bulan Juli2013,
bahwa1.200 – 1.300 ton sampah terus bertambah di Bandung setiap harinya.
Sedangkan rata – rata sampah yang bertambah di beberapa kota – kota besar di
Indonesia setiap harinya mencapai angka sekitar700 ton per hari.
Keterbatasan
lokasi penampungan sampah pun turut menjadi salah satu kendala dalam
menanggulangi banyaknya sampah yang mayoritas berasal dari kota – kota besar.
Masih banyak lagi penyebab sampah yang kian menumpuk di Indonesia, diantaranya
yaitu kurangnya kesadaran pada masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya,dan perhatian pemerintah yang masih minim terhadap penumpukan sampah
yang besar di Indonesia.
Sampah merupakan material sisa yang
tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya
tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah
dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Sampah dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu berdasarkan sumbernya, berdasarkan sifatnya dan berdasarkan bentuknya. Berdasarkan sumbernya sampah dibedakan
menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan limbah radioaktif. Menurut sifatnya sampah dapat dibagi sebagai sampah
organik - dapat diurai (degradable), sampah
anorganik - tidak terurai (undegradable).
Dan berdasarkan
bentuknya sampah
dibagi menjadi sampah padat dan sampah cair.
Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri
yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai
sumber tenaga, seperti PLTU, PLTN, PLTA, PLTS, dan lain-lain.
Bagian
utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni mesin berputar yang
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan
magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan
menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bemanfaat dalam suatu pembangkit
listrik. Contoh pembangkit tenaga listrik yaitu pembangkit listrik tenaga panas.
Di dalam pembangkit listrik tenaga panas, daya mekanik dihasilkan oleh mesin
panas yang mengubah energi panas, seringkali dari pembakaran bahan bakar,
menjadi energi putar. Sebagian besar pembangkit listrik panas menghasilkan uap,
dan oleh karenanya ia sering juga disebut pembangkit listrik tenaga uap. Tidak
semua energi panas dapat dialihbentukkan menjadi energi listrik, menurut hukum kedua
termodinamika. Sehingga, selalu terdapat panas terbuang ke lingkungan. Jika
buangan panas ini dimanfaatkan, untuk proses industri atau pemanasan distrik,
maka pembangkit listrik biasa disebut sebagai pembangkit listrik kogenerasi
atau pembangkit listrik kombinasi. Di negara-negara di mana pemanasan distrik
menjadi hal biasa, terdapat pembangkit panas yang disebut pembangkit didih
panas saja. Suatu jenis pembangkit listrik yang penting di Timur Tengah
menggunakan produk sampingan panas untuk desalinasi air laut menjadi air minum.
a. Sampah – sampah akan
diturunkan kadar airnya dengan cara ditiriskan di dalambunker (ruangan hampa udara) selama 5 hari.
b. Setelah kadar
air tersisa 45%, sampah akan dimasukan ke dalam tungku pembakaran, kemudian
dibakar pada suhu 8500C- 9000C, pembakaran yang menghasilkan panas ini akan memanaskan
boiler dan mengubah air di dalam boiler menjadi uap.
c. Uap yang
tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar.Karena
turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator juga
akan berputar.
d. Generator yang
berputar akan mengahsilkan tenaga listrik yang akan disalurkan ke jaringan listrik
milik PLN. Uap yang melewati turbin akan kehilangan panas dan disalurkan ke
boiler lagi untuk dipanaskan, demikian seterusnya.
Kendala dalam
pembuatan atau pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ini adalah adanya
protes dari masyarakat sekitar terhadap PLTSa, contohnya PLTSa di Gedebage
mendapatkan banyak protes dari warga terutama penghuni Perumahan Griya Cempaka
Arum Gedebage yang letaknya tak jauh dari lokasi PLTSa. 100% warga GCA menolak
PLTSa. Penolakan mereka didukung para ahli lingkungan, termasuk Walhi Jabar
karena polusi yang diakibatkan oleh PLTSa tersebut.
Ada dampak positif dan negatif yang
disebabkan oleh pemanfaatan sampah sebagai sumber energi listrik yaitu sebagai
berikut.
a. Dengan
adanya PLTSa ini, sampah – sampah yang menumpuk di mana – mana dapat berkurang.
b. Sampah dapat
dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif.
c. Sebagai
pencegahan bencana banjir yang disebabkan oleh sampah.
d. Sebagai
penghematan energi yang tidak dapat diperbarui.
e. Menambah
lapangan pekerjaan.
a. Pencemaran
suara akibat bisingnya aktivitas PLTSa dalam memproses sampah untuk dijadikan
energi listrik.
b. Polusi udara
akibat asap tebal maupun bau yang tidak sedap akibat pembakaran sampah yang
akan dijadikan energi listrik.
c. Adanya zat
berbahaya (zat dioksin) yang apabila meledak dapat menghancurkan suatu kota
yang kemudian mengakibatkan kota tersebut menjadi kota mati.
Sampah yang selama ini menjadi permasalahan
besar di negara Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan untuk meminimalisir
tumpukan sampah raksasa, diantaranya adalah daur ulang sampah anorganik dan
pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk, biogas, dsb. Namun cara – cara
tersebut hanya dapat membantu mengurangi sebagian kecil tumpukan – tumpukan
sampah yang ada. Dewasa ini, ditemukan sebuah inovasi baru dalam memanfaatkan
sampah, yaitu dengan cara mengubahnya menjadi energi listrik. Cara ini sangat
membantu dalam mengurangi tumpukan – tumpukan sampah raksasa di Indonesia,
karena diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per
hari akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Meskipun begitu
menguntungkan, tetap saja ada dampak negatif yang diakibatkan PLTSa (Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah) ini seperti yang telah dibahas di bab pembahasan.
SARAN
Seperti yang telah dilakukan negara
Singapura dalam menanggulangi pencemaran udara yang dapat menyebar ke pemukiman
warga ataupun perkotaan, PLTSa ini seharusnya dibangun menghadap ke laut, jauh
dari pemukiman warga, perkotaan, ataupun bangunan – bangunan penting seperti
pelabuhan, kantor badan pengamat tsunami yang berada di dekat laut, dsb. PLTSa
yang dibangun juga harus memiliki cerobong asap minimal setinggi 70m menghadap
ke laut dan dipastikan tidak mengganggu atau mencemari pulau atau wilayah
negara lain yang berseberangan dengan laut yang dibangun PLTSa tsb. Sedangkan
PLTSa Gedebage dibangun menghadap pemukiman warga dan hanya memiliki cerobong
asap setinggi 35m. Itulah mengapa PLTSa Gedebage diprotes oleh warga setempat
dan pemerintah setempat karena berbagai resiko atau dampak negatif yang
diakibatkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar